back to top

We are on

Shopping Cart
0 item(s)
Rp 0.00

Kitab Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani

Dakwah dan Perjuangan Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani



Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani

MuhibbinAbuya.Com - Namanya tidak asing lagi di dunia Islam. Al A’rif billah, al Quthub al Muhadits al Mufassir Sayyidil Waalid Abuya Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani Rohmatullah alaihi abror…

Dakwah dan perjuangannya dalam ragam jalan tanpa kenal lelah beliau lakukan, torehan tulisannya pun tersusun apik menjadi beberapa kitab kitab yang mencerahkan ummat ini.

Karya monumental beliau sebuah kitab berjudul Mafahim Yajibu an Tushohaha (Kepamahaman yang harus diluruskan) didedikasikan kepada ummat ini saat mereka berpaham sempir dan tanpa wawasan keilmuan yang luas dengan begitu mudahnya menebar status dan tuduhan bid’ah sesat serta khurafat. Kitab tersebut menjawab beragam tuduhan dengan kesantunan, menepis kesempitan pengetahuan berpikir dengan wawasan keilmuan dan pengetahuan yang luas, memberi pencerahan kepada ummat Islam bahkan kepada mereka yang berpaham tidak lurus. Karya-karya monumental lain pun terpahat rapi dalam jajaran kata pada kitab-kitab beliau yang lain meluaskan cakrawala pengetahuan ummat Islam seperti; Wa huwa fil Ufuqul Alaa. (Baginda Rosulullah Shollahu ‘alaihi wasallam kedudukannya di atas cakrawala), Syaroful Ummah Muhammadiyah (Kemuliaan Umat Nabi Muhammad)

Serta masih banyak lagi karya-karya lainnya. As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani tinggal di tanah suci Mekkah, hidup dalam lingkaran komunitas kaum yang anti sunnah, akan tetapi dalam langkah beliau kemanapun dan dimanapun dakwah serta perjuangannya tetap konsisten dalam langkah-langkah penuh keoptimisan untuk mengibarkan bendera cahaya ahli sunnah wal jama’ah, tetap kokoh dalam prinsip dan pendiriannya. Maju tak gentar membela yang benar, menghidupkan sunnah nabi Shollahu ‘alaihi wasallam. Tanpa pernah mengenal rasa takut sedikit pun. Beliau menghadapi fitnah tuduhan sesat, penyebar bid’ah dan khurafat dan mengedepankan jalan dialog, seperti yang beliau lakukan mematahkan tuduhan serta fitnah pada diri beliau dengan argument yang kuat dan shahih kepada Mantan Hakim Agung Saudi yaitu Syaikh Abdullah bin Mani’, beliau melestarikan meneruskan dan memperkembangkan visi dan misi para salafus shaleh, seperti ayat yang tertera dalam al-Qur’an.

تُجَهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَلَا يَتَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لآئِمِ

Yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut celaan orang yang suka mencela (QS. Al Maidah ayat 54)

Sebuah kalam hikmah mengatakan:
اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى قَدِيْمِ الصَالِحْ. وَالاَخْذُ بِجَدِيْدِ الأَصْلَحْ

Menjaga tradisi yang itu bagus. Menggunakan system yang baru itu lebih bagus

Begitu pula Prod. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani melakukan dakwah di tengah tengah era globalisasi hingga ke manca Negara seperti Eropa, Afrika dan Asia untuk menuangkan kesejukan dan kedamaian ruhaniyah ummah. Beliau tetesan dan titisan dari keturunan para shalihin yang mulya hingga nasabnya sampai pada baginda Rosulullah Muhammad Shollahu ‘alaihi wasallam. Beliau dianugerahi Allah waridat ilmu laduni dan kasf semasa hidupnya. Suatu ketika ada salah seorang santri masruk, sudah begitu kangen dengan keluarga di Indonesia, ia begitu sangat ingin pulang. Sebelum minta izin kepada beliau, setiap jam 12 malam berdo’a pada Allah disertai tawashul kepada sayyid Alawi (ayahanda Abuya Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani). Santri tersebut melakukannya selama beberapa malam. Subhanallah, tau-tau beliau mengatakan pada santri tersebut. “Ada apa engkau berdo’a dengan bertawassul kepada ayahku setiap malam? Yang berhak memulangkan kamu bukan ayahku, tapi saya!” Santri tersebut terdiam seribu bahasa, dibenaknya, Abuya kok bias tahu kalau saya tawasshul dengan sayyid alawi. Seringkali karomah beliau terlihat akan tetapi beliau selalu menutup-nutupinya dan mengatakan

لاَ تُخْبِرُ اَحَدَ إِلَا بَعْدَ الْمَمَاتِ
Jangan engkau ceritakan pada seorangpun, kecuali setelah aku meninggal.

Hati beliau lemah lembut tawadhu, wara’ dan zuhud. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan rezki dan harta melimpah, kepada beliau namun yang terlihat adalah harta dunia berada di tangannya bukan di hati beliau, yang dengan harta tersebut beliau mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit. Mereka berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan dan minum tanpa dipungut biaya seperpun, bahkan beliau memberikan beasiswa kepada santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke Negara masing-masing untuk mensyiarkan agama.

Abuya terlihat sifat dan jiwanya yang karim, mempunyai rasa solidaritas social yang sangat luar biasa. Beliau seringkali membuat majelis haflah Dzikro Maulidir Rosul. Khususnya di kediamannya dengan dihadiri ribuan tamu dari dalam dan luar kota Mekkah, seperti jama’ah haji umroh, tamu tamu dari manca Negara serta para alim ulama’, bahkan para musyid thoriqoh pun hadir di dalam majelis tersebut. Mereka yang hadir dalam majelis tersebut tidak diperkenankan meninggalkan tempat kecuali setelah dipastikan mereka telah menikmati hidangan, dan masing-masing dari mereka telah menerima berbagai jenis hadiah.

Momen majelis-majelis ilmu beliau yang diadakan di setiap malam selalu diiringi qoshidah dan bacaan maulid Nabi Muhammad Shollahu ‘alaihi wasallam, sebab dengan hal tersebut Beliau menyambungkan ruhaniyah semua yang hadir dalam majelis tersebut kepada yang mulia junjungan tercinta Rosulullah Muhammad Shollahu ‘alaihi wasallam. Banyak orang menyebut Sayyid Muhammad Al Maliki sebagai Al-‘Allamah (seseorang yang sangat mengetahui ilmu agama) atau Ulama Besar. Bahkan, Syekh Muhammad Sulaiman Faraj, seorang ulama Makkah, menyebutnya sebagai Al-‘Arifbillah (seseorang yang telah memiliki derajat tinggi di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala). Beliau dianggap sebagai pakar hadits yang disebut sebagai Al Muwaththa’ berjalan, karena sejak usia 15 tahun telah hafal kitab al Muwaththa karya Imam Malik. Pada usia 25 tahun beliau meraih gelar doctor ilmu hadits dengan predikat mumtaz (cumlaude) dan usia 26 tahun beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hadits para Universitas Ummul Qura, Mekkah dan pada tanggal 6 Mei 2000 beliau di anugrahi gelar professor dari Universitas Al Azhar asy Syarif Kairo Mesir. Dengan segala hal keilmuan yang telah dicapai, Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki tidaklah mengalahkan ketawadhuan beliau, hal ini bias terlihat dari kalam hikmah yang beliau sampaikan,

لاَزِلْتُ إِلَى ألآنَ أَبْحَثُ عَلَى مَنْ يُعَلِّمُنِى

(Hingga sekarang, aku tetap mencari orang yang mau mengajariku ilmu agama). Sosok beliau yang kharismatik sangat amat dikagumi dan dicintai lapisan ummah, walaupun ada orang yang asalnya benci, begitu bersilaturrahmi di hadapan beliau maka berbalik menjadi tunduk mengagumi dan mencintainya.

Itulah diantara (maziah) keistimewaan Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani. Semoga Allah ampuni dosa-dosa guru kami Abuya Sayyid Muhammad. Dan berikan tempat yang istimewa di Surga bersama sama para anbiya’ dan mursalim khususnya Nabi Muhammad Shollahu ‘alaihi Wasallam, Amin.


Sumber: KH. M. Said Thowil, Babat
Description
Reviews

shipping

SAME DAY SHIPPING
Pengiriman langsung dilakukan pada hari pemesanan
0 item(s) in cart

bank acc

Copyright © 2019.
Kitab Abuya Allright reserved.
Support by Metaevo Digital Group
cart
0 items in cart